Pelanggaran Kode Etik

Nama : Ghazwan Sihamudin Muhammad
NIM     : 16513332

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat sudah pasti memerlukan rasa percaya dari masyarakat yang dilayaninya. Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan menjadi lebih tinggi, profesi tersebut perlu menerapkan suatu standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan jasa tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah suatu tata cara berprilaku yang kita kenal dengan kode etik. Kode etik ini diberlakukan untuk banyak profesi, termasuk engineer. Kode etik engineer mengutamakan tiga hal yaitu, keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan umum. Tapi, ada juga beberapa engineer yang mengabaikan kode etik ini sehingga apa yang dilakukannya membahayakan nyawa orang yang menggunakan jasanya maupun orang yang disekitarnya. Salah satu contohnya ialah desain mobil ford pinto yang kurang dipikirkan.

Ford Pinto adalah mobil yang diproduksi oleh perusahaan Ford. Kesalahan desainer Ford Pinto adalah menempatkan tangki bahan bakar di bagian belakang mobil, di bagian belakang poros. Tujuannya adalah untuk mendapatkan mobil dengan bagasi yang besar. Namun desain ini sangat berbahaya karena jika mobil ditabrak dari belakang, akan terjadi ledakan yang disebabkan oleh tangki bahan bakar.

Pada tanggal 10 Agustus 1978, sebuah Ford Pinto ditabrak dari belakang di jalan raya Indiana. Hantaman tabrakan itu menyebabkan tangki bahan bakar Pinto pecah, meledak dan terbakar. Hal ini mengakibatkan kematian tiga remaja putri yang berada di dalam mobil itu. Kejadian ini bukan satu-satunya Ford Pinto meledak dan terbakar akibat tabrakan dari belakang. Dalam tujuh tahun sejak peluncuran Ford Pinto, sudah ada 50 tuntutan hukum yang berhubungan dengan tabrakan dari belakang. Meskipun demikian, Ford dituntut di pengadilan criminal akibat penumpangnya tewas.

Untuk kasus ini, desainer dan pihak Ford secara keseluruhan tidak memikirkan dampak berbahaya yang bisa terjadi. Desain dari mobil Ford Pinto tidak memikirkan aspek keamanan dan keselamatan nyawa pengemudi dan penumpangnya. Dilema yang dihadapi para desainer yang mengerjakan Pinto adalah menyeimbangkan keselamatan orang yang mengendarai mobil dan kebutuhan untuk memproduksi Pinto dengan harga yang dapat bersaing di pasar. Mereka harus berusaha menyeimbangkan tugas mereka kepada public dan tugas mereka kepada atasan. Akhirnya usaha Ford untuk menghemat beberapa dolar dalam biaya manufaktur mengakibatkan pengeluaran jutaan dolar untuk membela diri dari tuntutan hukum dan membayar ganti rugi korban. Tentu saja ada juga kerugian akibat hilangnya penjualan akibat publisitas buruk dan persepsi publik bahwa Ford tidak merancang produknya untuk keamanan pengendara. Akan menjadi sulit bila sebuah institusi lebih mengutamakan laba perusahaan daripada nyawa manusia.

Pada awalnya desain yang berbahaya ini telah diketahui oleh perusahaan Ford sebelum mobil Ford Pinto dipasarkan, namun Ford lebih memilih untuk membayar biaya ganti rugi kematian daripada mendesain ulang tangki bahan bakar, karena dirasa akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mendesain ulang tangki bahan bakar.

Analisis Kasus Ford Pinto

Desainer dan pihak Ford telah dengan jelas mengabaikan kode etik yang ada. Yaitu salah satu kode etik IEEE yang berbunyi “Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat asas pada keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan publik, dan segera menyatakan secara terbuka faktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan.”. Disini mereka kurang memikirkan faktor keamanan dan keselamatan publik.

Engineer yang seharusnya menyejahterakan masyarakat malah menyusahkan masyarakat. Mereka mengabaikan suatu faktor penting, yaitu untuk mendapat suatu tempat di masyarakat, dibutuhkan kepercayaan masyarakat tersebut. Tindakan yang dilakukan pihak Ford ini membuat masyarakat enggan menggunakan mobil buatan mereka karena kurang diperhatikannya keselamatan penumpang yang mengendarainya. Walaupun mereka sudah tahu bahwa ada kemungkinan besar terjadinya kecelakaan, mereka tetap memasarkan mobil tersebut. Tindakan itu bukan tindakan seorang yang profesional. Seorang engineer yang baik tentunya memperhatikan semua kemungkinan yang akan terjadi terhadap sekitarnya karena engineer bertanggung jawab kepada atasan, masyarakat, client, dan pada profesinya itu sendiri.

Ford lebih memilih bisnis ketimbang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, setelah dituntut pun mereka tetap mempertahankan produk mereka. Alangkah baiknya jika mereka mengerti bahwa produk mereka berbahaya dan segera mendesain ulang. Dengan begitu, masyarakat akan berpikir bahwa pihak Ford ternyata sangat peduli dengan clientnya dan malah akan menarik lebih banyak client.

sumber : http://otomotif-10.blogspot.com/2011/10/kasus-ford-pinto.html

Leave a comment